selamat membacaaa
BISSMILLAHIRAHMANIRRAHIM

TIMUN MAS (Benny
Rhamdani)
Assalamu’alaikum
WR.WB ini adalah resensi buku
ke-8 yang saya baca dengan judul Timun
Mas karangan kak. Benny. Buku ini terdiri dari 8 bab.
1.
Keterangan
buku:
·
Judul
buku: Timun Mas
·
Penulis:
Benny Rhamdani
·
Penerbit:
C Publishing
·
Jumlah
halaman: 126
halaman
2.
Pemikiran
saya:
Saya menyukai cerita fabel dan fiksi, ini merupakan
cerita fabel yang saya sukai, dan menurut saya buku ini beda seperti buku
donggeng TimunMas yang saya pernah baca. Buku ini memiliki pesan tersirat. Di
dalam buku ini ada banyak perbedaan, karena buku ini termasuk dalam buku seri
novel ytang halamannya lebih dari 100.
Buku ini menjelaskan asal-usul keluarga Timun Mas,
juga Joko Ireng sahabatnya. Dan di dalam buku ini
Timun Mas terlihat lebih kasar, pemberani, dan nakal. Walaupun ia memiliki sikap lemah
lembut semenjak remaja, dan ia adalah
anak yang baik serta berbakti kepada orangtua.
3. Resensi:
Di novel ini diceritakan sejak Timun Mas memulai masa
remajanya. Ia memiliki sahabat yang ia panggil dengan sebutan “jelek dan bodoh”
yaitu Joko Ireng, seperti namanya kulit ia berwarna cokelat. Ibu Timun Mas bernama
Bu Rondo, suaminya telah meninggal. Seperti yang kita ketahui Timun Mas adalah
bayi dari sebuah Timun Mas yang biji timunnya itu diberikan oleh Buto Ijo. Bu
Rondo dan suaminya sudah lama menikah dan tidak bisa memiliki seorang anak
akhirnya ia pergi ke hutan selatan untuk bertemu dengan Buto Ijo.
Sesuai dengan
janjinya Buto Ijo meminta Timun Mas diberikan kepadanya saat Timun Mas sudah
dewasa. Tetapi Bu Rondo tidak memberi tahu hal tersebut kepada Timun Mas. Timun
Mas adalah anak yang baik, suatu saat Joko Ireng mengajak Timun Mas pergi ke
alun-alun untuk menonton lomba panah yang diadakan selama 1 tahun sekali
tetapi, Joko Ireng menyuruh Timun Mas untuk berbohong kepada ibunya jangan
bilang untuk pergi ke alun-alun karena ibunya pasti tidak mengizinkannya. Sudah
sore Timun Mas belum pulang, Ibunya khawatir saat Timun Mas sampai di rumah,
ibunya merasa tidak cemas lagi, Bu Rondo cemas dengan Timun Mas karena ia takut
Buto Ijo mengambil Timun Mas.
Joko Ireng ingin
mengikuti tes sekolah panah minggu depan. Jika yang lulus dari tes tersebut ia
akan menjadi prajurit kerajaan. Akhirnya Joko Ireng pergi ia memberikan gelang
akar kepada Timun Mas, dan Timun Mas memberikan kalung dari biji yang ia buat
semalaman. Timun Mas sedih dengan kepergiannya Joko Ireng, tetapi ia tetap
mengizinkan Joko Ireng untuk pergi. Ternyata Joko Ireng lulus.
Suatu hari ibunya
jatuh sakit, Timun Mas pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, di hutan ia
bertemu dengan seekor burung yang sedang kesakitan ia membantunya, dan ternyata
burung itu bisa berbicara dengan Timun Mas karena itu adalah kekuatan Timun
Mas. Burung itu membantu ibu Timun Mas yang sedang sakit sehingga menjadi
sembuh. Timun Mas membantu tetangga-tetangganya yang sedang sakit dengan
bantuan burung itu.
Burung itu memberi
tahu cara agar Buto Ijo tidak bisa mengambil Timun Mas, ia menyuruh Bu Rondo
pergi ke hutan utara dan bertemu dengan Ki Putih, akhirnya Bu Rondo pergi
menemui Ki Putih, saat menuju hutan utara ia mendapatkan banyak tantangan dari
Ki Putih. Akhirnya, ia sampai di tempat Ki Putih ia memberikan garam, terasi
dan jarum untuk melawan Buto Ijo kepada Bu Rondo. Buto Ijo sudah terbangun dari
tidurnya dan pergi ke desa untuk mengambil Timun Mas.
Tibalah di desa, Bu
Rondo akhirnya memberikan garam, terasi dan jarum kepada Timun Mas untuk
melawan Buto Ijo. Buto Ijo telah memasuki desa, pertarungan pun dimulai. Timun
Mas berlari sekencang mungkin ditemani oleh burung kesayangan ia. Timun Mas
melihat Buto Ijo dibelakangnya ia mencoba melemparkan garam dan jadilah
tumpukan pasir, ia beristirahat terlebih dahulu, Timun Mas pun tertidur. Burung
itu mengambil gelar akar dan memberikan nya kepada Joko Ireng, lalu ia berlari
dan melemparkan jarum jadilah pohon bambu yang lebat yang menghambat Buto Ijo,
lalu Timun Mas lemparkan terasi dan jadilah lumpur. Akhirnya Buto Ijo tenggelam
dalam kolam lumpur itu.
Datanglah satria ia
menembakkan dua anak panah ke mata Buto Ijo, akhirnya Buto Ijo mati. Ternyata
Satria itu adalah Joko Ireng ia telah menjadi Prajururit kerajaan. Mereka
kembali ke desa dan merayakan pernikahan tiga hari tiga malam.
Sekian resensi dari buku kedelapan yang saya baca.
Bisa dilihat di blog saya. Alamat blog: delzibazahra.blogspot.com
Delziba Zahra
IX Quraish Shihab
Resensi ke-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar