
SALAH ASUHAN (ABDOEL MOEIS)
Assalamu’alaikum
WR.WB. ini adalah resensi buku
ke-12 yang saya baca yang berjudul Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Saya
membaca buku ini karena saya harus membuat kritikan pada buku ini yang salah
satu target LEA Bahasa Indonesia.
1.
Keterangan buku:
·
Judul buku:
Salah Asuhan
·
Penulis: Abdoel
Moeis
·
Penerbit: Balai
Pustaka
·
Jumlah halaman:
262 halaman
2.
Pemikiran saya:
Saya membaca buku ini karena saya telah
menonton serial sinetron di stasiun tv Indonesia yang berjudul Salah Asuhan. Di
tv dan di buku jauh berbeda, di dalam tv diceritakan Salah Asuhan saat di zaman Era
Millenial ini. Sedangkan di buku bercerita saat tahun 20’-30 an.
3.
Resensi:
Novel ini berceritakan tentang seorang pemuda bernama
Hanafi yang berasal dari Solok, Sumatera Barat ia tinggal bersama ibunya yang
bernama Mariam, ayahnya telah meninggal. Hanafi fibiayai oleh ibunya untuk
bersekolah di HBS sekolah Belanda. Ibunya terus berusaha keras untuk membiayai
pendidikan anaknya, tetapi ia juga meminta bantuan Sutan Batuah untuk membiayai
anaknya dengan imbalan Hanafi harus menikah dengan Rapiah anaknya.
Saat bersekolah ia bersahabat dengan
seorang anak bernama Corrie. Ayahnya berasal dari Eropa dan ibunya berasal dari
Solok. Gaya Hanafi lama kelamaan semakin berpandangan kebarat-baratan karena ia
bergaul dengan orang-orang Belanda. Seiring waktu berjalan Hanafi jatuh hati
kepada Corrie, Corrie dan Hanafi memiliki hubungan pertemanan yang sangat
dekat. Corrie pun juga mencintai Hanafi.
Dengan beraninya Hanafi mengutarakan
rasa hatinya itu kepada Corrie, tetapi Corrie menolaknya secara halus karena
perbedaan adat dan bangsa. Akhirnya Corrie pergi ke Jakarta. Ibunya menyuruh
Hanafi untuk menikah dengan Rapiah, Karena balas jasa dan adat, tetapi Hanafi
tidak mau karena ia tidak mencintai Rapiah, tetapi karena balas jasa ia
menuruti perintah ibunya.
Sebab Hanafi tidak mencintai Rapiah ia memperlakukan
Rapiah sebagai babu ia tidak menyayangi Rapiah, karena Ibu Hanafi tau ia
menasihati Hanafi untuk tidak seperti itu kepada Rapiah. Tetapi Hanafi
menentangnya. Karena Hanafi durhaka kepada ibunya tiba-tiba ia digigit oleh
seekor anjing gila. Lalu, ia pergi ke Jakarta untuk berobat. Saat di Jakarta ia
bertemu dengan Corrie mereka memutuskan untuk menikah. Hanafi mengirimkan surat
perceraiaan untuk Rapiah.
Tetapi ternyata pernikahan mereka tidak
berjalan baik. Hanafi menuduh Corrie berzina. Karena sakit hati mendengar
perkataan Hanafi, Corrie memutuskan untuk pergi dari rumah. Corrie pun bererai
dengan Hanafi kemudian Corrie pergi ke Semarang. Hanafi merasa bersalah kepada
Corrie. Hanafi pun pergi ke Semarang, namun ternyata Corrie sedang dirawat di
Rumah Sakit karena penyakit Cholera, akhirnya ia meninggal dunia. Hanafi
mengetahui hal tersebut.
Hanafi pun memutusakan untuk kembali ke Solok, Hanafi
selalu mengurung diri di kamarnya. Seakan-akan hidupnya sudah tiddak berarti
lagi suatu hari Hanafi meminum sublimat untuk mengakhiri hidupnya. Akhirnya ia
meninggal dunia. Sebelum meninggal dunua ia berpesan untuk menjaga anaknya
Syafei dan Hanafi pun meminta maaf kepada ibunya atas semua perbuatan yang ia
lakukan.
Sekian resensi
buku ke-12 yang sayu baca, bisa dilihat di blog saya. Alamat blog: delzibazahra.blogspot.com
Delziba Zahra
IX Quraish Shihab
Resensi ke-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar