Kamis, 22 Maret 2018

resensi buku ke-12

Hasil gambar untuk buku salah asuhan


SALAH ASUHAN (ABDOEL MOEIS)
Assalamu’alaikum WR.WB. ini adalah resensi buku ke-12 yang saya baca yang berjudul Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Saya membaca buku ini karena saya harus membuat kritikan pada buku ini yang salah satu target LEA Bahasa Indonesia.
1.      Keterangan buku:
·         Judul buku: Salah Asuhan
·         Penulis: Abdoel Moeis
·         Penerbit: Balai Pustaka
·         Jumlah halaman: 262 halaman

2.      Pemikiran saya:
Saya membaca buku ini karena saya telah menonton serial sinetron di stasiun tv Indonesia yang berjudul Salah Asuhan. Di tv dan di buku jauh berbeda, di dalam tv diceritakan Salah Asuhan saat di zaman Era Millenial ini. Sedangkan di buku bercerita saat tahun 20’-30 an.
3.      Resensi:
Novel ini berceritakan tentang seorang pemuda bernama Hanafi yang berasal dari Solok, Sumatera Barat ia tinggal bersama ibunya yang bernama Mariam, ayahnya telah meninggal. Hanafi fibiayai oleh ibunya untuk bersekolah di HBS sekolah Belanda. Ibunya terus berusaha keras untuk membiayai pendidikan anaknya, tetapi ia juga meminta bantuan Sutan Batuah untuk membiayai anaknya dengan imbalan Hanafi harus menikah dengan Rapiah anaknya.
Saat bersekolah ia bersahabat dengan seorang anak bernama Corrie. Ayahnya berasal dari Eropa dan ibunya berasal dari Solok. Gaya Hanafi lama kelamaan semakin berpandangan kebarat-baratan karena ia bergaul dengan orang-orang Belanda. Seiring waktu berjalan Hanafi jatuh hati kepada Corrie, Corrie dan Hanafi memiliki hubungan pertemanan yang sangat dekat. Corrie pun juga mencintai Hanafi.
Dengan beraninya Hanafi mengutarakan rasa hatinya itu kepada Corrie, tetapi Corrie menolaknya secara halus karena perbedaan adat dan bangsa. Akhirnya Corrie pergi ke Jakarta. Ibunya menyuruh Hanafi untuk menikah dengan Rapiah, Karena balas jasa dan adat, tetapi Hanafi tidak mau karena ia tidak mencintai Rapiah, tetapi karena balas jasa ia menuruti perintah ibunya.
Sebab Hanafi tidak mencintai Rapiah ia memperlakukan Rapiah sebagai babu ia tidak menyayangi Rapiah, karena Ibu Hanafi tau ia menasihati Hanafi untuk tidak seperti itu kepada Rapiah. Tetapi Hanafi menentangnya. Karena Hanafi durhaka kepada ibunya tiba-tiba ia digigit oleh seekor anjing gila. Lalu, ia pergi ke Jakarta untuk berobat. Saat di Jakarta ia bertemu dengan Corrie mereka memutuskan untuk menikah. Hanafi mengirimkan surat perceraiaan untuk Rapiah.
Tetapi ternyata pernikahan mereka tidak berjalan baik. Hanafi menuduh Corrie berzina. Karena sakit hati mendengar perkataan Hanafi, Corrie memutuskan untuk pergi dari rumah. Corrie pun bererai dengan Hanafi kemudian Corrie pergi ke Semarang. Hanafi merasa bersalah kepada Corrie. Hanafi pun pergi ke Semarang, namun ternyata Corrie sedang dirawat di Rumah Sakit karena penyakit Cholera, akhirnya ia meninggal dunia. Hanafi mengetahui hal tersebut.
Hanafi pun memutusakan untuk kembali ke Solok, Hanafi selalu mengurung diri di kamarnya. Seakan-akan hidupnya sudah tiddak berarti lagi suatu hari Hanafi meminum sublimat untuk mengakhiri hidupnya. Akhirnya ia meninggal dunia. Sebelum meninggal dunua ia berpesan untuk menjaga anaknya Syafei dan Hanafi pun meminta maaf kepada ibunya atas semua perbuatan yang ia lakukan.

Sekian resensi buku ke-12 yang sayu baca, bisa dilihat di blog saya. Alamat blog: delzibazahra.blogspot.com

Delziba Zahra
IX Quraish Shihab
Resensi ke-12


Tidak ada komentar:

Posting Komentar