Kamis, 15 Februari 2018

puisi kuu ke-3 denganh judul Penderitaan Seorang Anak Angkat

Penderitaan Seorang Anak Angkat

Di keheningan malam itu

Aku termenung sendiri di pojokan kamarku

Menangis..

Sudah berpuluh-puluh lembar kubuang tisu

yang penuh darah penderitaan itu

Kuambil mukena dan melakukan sholat tahajud

Setelah itu, ku kembali duduk di atas sajadah

Mengadukan nasib kepada sang pencipta

Jam dinding itu terus berputar dari angka 12 ke angka 3

sudah 3 jam aku termenung menangis di pojokan

kini sudah jam 3

hanya tinggal menghitung waktu menunggu jam 8 pagi

apalagi yang harus aku lakukan?

Menangis, sholat, mengadu nasib,

melawan perintah lelaki itu

Mengapa harus ada lelaki seperti itu?

Ibu,... dengarkanlah rintihan tangis anak mu ini...

Aku belum siap untuk menikah

Apalagi dengan lelaki tua seperti itu

Kenapa aku memiliki ayah sejahat itu?

Hanya uang yang ada di dalam otak nya

Menangis di pojokan kamar seperti ini tak ada gunanya

Tetapi, apalagi yang harus ku lakukan

Bantulah aku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar