Selasa, 14 Maret 2017

BISMILLAHIRAHMANIRAHIM

Assalamualaikum Wr Wb
perkenalkan kembali nama saya Delziba Zahra kelas 8 QolSharief di SMP Lazuardi Gis Cinere.

Kali ini saya akan me review buku yang berjudul " Sjahrir" dari Majalah tempo.

"Review Buku"

Sultan Sjahrir yang akrab dipanggil Sjahrir ini lahir di Kota Padang Panjang pada tanggal 05 Maret 1909. Sjahrir lahir dari pasangan Mohammad Rasad dan Putri Siti Rabiah. Ia mengenyam sekolah dasar ( ELS ) dan Sekolah menengah pertama ( SMP ) ( MULO), salah satu sekolah terbaik di Medan. Di sore hari ia belajar Agama Islam yang diajar oleh kedua orang tuanya dan malamnya ia mengamen di Hotel " De Bour " hotel khusus tamu Eropa, kini, hotel itu bernama Hotel Natour Dharma Deli.

Saat ia mengenyam sekolah menengah atas ( SMA ) ia pindah ke Bandung bersama keluarganya. Suatu hari ia diajak oleh temannya untuk mendengarkan Pidato Dr. Tjokroaminoto . Pada awalnya Sultan Sjahrir tidak begitu peduli dengan kemerdekaan bangsanya sendiri yaitu Indonesia. Hal ini dikarenakan Sjahrir tidak banyak bergaul dengan golongan pemberontak dan lebih banyak bergaul dengan kalangan bangsawan dan orang-orang Belanda (ayahnya merupakan pejabat yang bekerja untum Belanda). Setelah mendengarkan pidato Dr. Tjokroaminoto, Sjahrir mulai terpikir untuk bergerak memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Sjahrir mulai ikut bergabung dengan beberapa organisasi diskusi yang menjadikan langkah awal baginya untuk memulai karir sebagai pedebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar